Cerita gay

Home / gay topics / Cerita gay

bla...bla..

*****

Hari-hari terus berlalu, hingga sudah lebih dari setahun aku dan Eko bersahabat. Ibunya juga seorang wanita karir yang sukses.

Kehidupan Eko memang terbilang sangat mewah.

Sementara aku hanya anak seorang buruh bangunan. Menjalani kehidupanku sendiri, dengan perasaan penuh kesepian.

Ujian akhir tinggal beberapa minggu lagi, dan itu sangat menyiksaku.

Saat tahun pertama SMA, bahkan kami tidak satu kelas.

Namun di tahun kedua, kami satu kelas dan satu bangku.

Karena hampir setiap hari bersama, aku dan Eko pun menjadi akrab.

Eko laki-laki yang baik, dia sering membantuku menyelesaikan berbagai tugas sekolah. Yang bikin gue tertarik dengan pernyataan kakak ipar gue ini adalah tentunya karena pesantren ini juga gunain dua bahasa dalam keseharian.

cerita gay

Kalau begitu ceritanya kan buat apa gue rajin-rajin ke sekolah kalau emang materinya masih itu-itu aja? Gue awalnya sekolah di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Tak ku sangka Nina tega mengkhianatiku selama ini.

Padahal kami sudah berpacaran selama bertahun-tahun.

Aku kecewa dan sakit. Gue jadi kzl dan zbl sendiri. "Mau pindah kemana emang?" Tanya Mamah gue pada akhirnya setelah paham dengan alasan gue.


Aku mencoba menjalani hari-hariku sendiri. Mereka bilang, mereka suka tubuh gue, terutama bibir gue. Apa lagi sekarang kita sudah memasuki semester terakhir. Tapi aku juga tidak mungkin terus bersahabat dengan orang yang diam-diam menginginkanku. Baru seminggu lalu keluarnya." Dia menunjuk ke arah rak atas. Sepertinya keren aja gitu kalau gue bisa kedua bahasa itu.

Gue juga ga ada kepikiran buat ngalamin kisah homo-homoan di sini. Aku hanya bisa jadi sahabatmu, dan sekarang aku tidak bisa bersahabat denganmu, setelah aku tahu semuanya..'

Begitu kira-kira pesan yang aku tinggalkan untuk Eko.

Aku pergi dari rumah Eko tanpa pamit pada siapapun.

****

Sejak saat itu, aku pun mulai menjaga jarak dari Eko.

Aku tidak lagi bertegur sapa dengannya, aku bahkan memutuskan untuk pindah tempat duduk.

Aku merasa geli dan jijik harus dekat-dekat dengan Eko lagi.

Meski pun terus terang, aku merasa sangat kehilangan sosok Eko. Aku merasa kesepian. Dan hal yang paling gue ga suka adalah mereka selalu berpihak kepada orang yang itu-itu aja. Cerita tentang pesantren cuy!

So yeah, gue jelasin se-hopeless mungkin tentang SMK gue ini. Maksud keberpihakan di sini adalah mereka itu ‘terlalu’ saling percaya dengan orang yang itu-itu aja, tanpa mau open minded dengan orang baru. Saat itu, setelah nanya sama penjaganya… "Bang, ada buku baru?" Dia jawab, "Tuh, Negeri 5 Menara. Namun, Edgar, kakaknya yang gagah berani, mengorbankan diri demi menyelamatkan nyawa adiknya.

Sekarang kami sudah duduk di tahun terakhir SMA.

Hubunganku dengan Nina, pacarku, masih baik-baik saja, meski aku lebih sering menghabiskan waktu bersama Eko.

Nina memang sedikit manja dan juga posesif.